wa, ….. wa,……  wa,…..  wa,….
Seruan bersahut – sahutan khas masyarakat Pegunungan menyambut kedatangan Ketua DPD Partai Demokrat Lukas Enembe, S.IP saat mendaratkan kakinya di Bandara Udara Nabire, tarian adat dan pengalungan bunga serta tanda penghargaan masyarakat adat Nabire diberikan terhadap anak Penginjil yang sangat menjunjung tinggi adat – istiadat itu. Lautan manusia dan dan barisan kendaraan penjemput sejak pagi hari sudah memenuhi Bandara, bahkan rombongan wartawan yang pertama kali tiba dengan pesawat Susi Air dari Serui-pun mendapatkan pengalungan bunga selamat datang oleh Ketua Komisi A DPRP yang juga kader Partai Demokrat, Ruben Magai. Kamis (12/5) kemarin Ketua DPD Partai Demokrat Papua, yang juga salah satu bakal calon Gubernur Papua periode 2011 – 2016 yang paling siap dari banyak nama kandidat yang beredar di masyarakat tiba di Kabupaten Nabire setelah beberapa hari ini melakukan safari politiknya di kawasan Pesisir Utara dalam rangka meresmikan Posko Tim Kampanye dan Pemenangan di beberapa kabupaten.
Bersamanya terlihat beberapa ketua – ketua Parpol pengusung yang tergabung dalam Koalisi Papua Bangkit, rombongan menelusuri jalan – jalan kota yang di sepanjang jalannya berdiri simpatisan dan masyarakat yang melambaikan tangan, hingga akhirnya rombongan sampai ke Kampung Karang Mulyo tempat Posko Pengendali Pemenangan Lukas Enembe Daerah Pemilihan (Dapil) V bermarkas.

Setelah didahului ibadah, mengawali acara Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Nabire Marselius Gobay menyampaikan sambutannya, yang menegaskan kembali komitmen Koalisi Papua Bangkit untuk memenangkan Lukas Enembe, S,IP sebagai Gubernur Provinsi Papua periode 2011 – 2016.

“Tadi kita keliling kota, lebih banyak baliho – baliho kandidat lain yang sedang tebar pesona, tapi untuk Bapak Lukas Enembe, baliho – baliho itu sudah di hati kami semua, jadi tra ada baliho juga sudah harga mati, memang kami sengaja tidak terlalu jual tampang di pinggir jalan,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa dengan adanya Posko Pengendali Pemenangan yang berpusat di Nabire, maka akan memudahkan Tim Kampanye nantinya dalam pendistribusian logistik dan koordinasi antar DPC yang ada d kabupaten – kabupaten dalam wilayah Dapil V yang meliputi Dogiyai, Deiyai, Paniai, dan Mimika.

“Periode sebelumnya Lukas Enembe adalah calon yang termuda yang masih harus banyak belajar tapi perolehan suaranya berada di urutan kedua setelah Constan Karma – Mote, tapi lewat lima tahun ini banyak pengalaman berharga yang kami timba dan itu menjadi modal buat meraih suara mayoritas, karena kami yakin kemenangan kami adalah kemenangan rakyat Nabire juga,” kata Gobay kembali menegaskan bahwa Koalisi Papua Bangkit Kabupaten Nabire siap merebut kembali kemenangan yang tertunda di masa sebelumnya.

Lukas Enembe, S.IP yang didaulat untuk memberikan orasi politiknya, seperti biasanya tidak terlalu berbicara yang muluk – muluk, secara khusus kepada seluruh kader partai yang tergabung dalam Koalisi Papua Bangkit ia menegaskan bahwa bila memiliki motivasi pragmatis dan sesaat untuk mendukungnya bekerja dan mengabdi untuk rakyat sebaiknya tidak usah bergabung, karena dia tidak memiliki materi berlimpah yang akan di hambur – hamburkan buat rakyat ataupun simpatisannya.
“Kalau mau rakus dan serakah mendukung saya, atau menjadi bagian dari Tim sebaiknya tidak usah, karena kita hanya pakai orang – orang yang punya hati dan sungguh – sungguh ingin merubah Papua, orang yang mau kerja, dan bukan orang yang mengejar kepentingan sesaat saja,” katanya

Sebagai salah satu kandidat yang telah siap mendaftarkan diri ke KPUD, Lukas Enembe dihadapan simpatisan dan masa pendukungnya menjelaskan sejumlah strategi yang akan djalankan oleh Koalisi Papua Bangkit untuk menjalankan marketing dan merebut hati rakyat melalui program – program dan kerja yang nyata untuk rakyat, dan bukan sekedar janji – janji di mulut saja.

“Kita hanya mau kerja apa yang dibutuhkan oleh rakyat, dan mengangkat masyarakat dari kemiskinan, saya sudah tegakan tim ahli saya jangan sekali – sekali memasukkan program kerja atau rencana kerja yang tidak bisa saya kerjakan, karena saya anak Gunung, apa yang saya bilang itu sudah, tidak mungkin yang lain,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dari semua bakal calon yang hendak maju sebagai Calon Gubernur Papua 2011 – 2016, hanya dia yang telah siap mendaftar, bahkan bila pendaftaran di buka esok hari sekalipun, Koalisi Papua Bangkit siap mendaftarkan dirinya ke KPUD.

“Kita bukan kerja mendadak, dan baru beberapa bulan ini, saya sudah membangun infrastruktur politik sejak 5 tahun bahkan 10 tahun lalu, kami telah menguasai Imbi (DPRP), dimana saat ini ada 20 anggota DPRP yang tergabung dalam barisan Koalisi Papua Bangkit, ditambah sekitar 14 anggota DPRP dari partai lainnya yang hatinya ada pada kami itu sudah menjadi modal dasar untuk menjalankan pembangunan dan kebijakan – kebijakan dari Dok II (Gubernur) yang pro rakyat, sudah dipersiapkan supaya kelak saya buat program untuk rakyat akan di dukung penuh oleh DPRP,” tandasnya.
Enembe menguraikan betapa pentingnya membangun sinergisitas dan kebersamaan antara eksekutif dan legislatif, sehingga jauh – jauh hari ia sudah meloloskan kader – kader binaannya di DPRP untuk mengamankan kebijakan – kebijakannya yang pro rakyat kelak bila dipercaya memimpin.

Menurutnya hanya ada satu pekerjaan besar yang ingin dia tuntaskan untuk lima tahun ke depan, yakni mengurangi angka kemiskinan orang asli Papua yang mana selama ini dari 33 provinsi yang ada di Indonesia, Papua adalah provinsi termiskin yang ke 33.

“Masa` dari tahun ke tahun kita tetap dikategorikan sebagai daerah termiskin, ada apa ini, apakah datanya yang salah, ataukah memang tidak ada program yang menjawab tuntas masalah ini, makanya saya punya gagasan ingin menertibkan data penduduk asli Papua yang miskin dulu,” katanya.
Setelah mengetahui orang asli Papua yang miskin secara pasti, barulah di cari strategi jitu untuk menolong mereka keluar dari kemiskinannya itu, jadi akan dikelompokkan, karena tidak semua orang asli Papua miskin tentunya, dan strategi penanganannya juga akan berbeda.

“Bagi yang miskin absolut, lumpuh, dan tidak berdaya sama sekali kita berikan proteksi penuh berupa Tunjangan Jaminan Sosial Kesejahteraan Rakyat Papua (JASKESRAP), sedangkan yang stratanya di atas sedikit mungkin kita ciptakan lapangan kerja atau kombinasi keduanya, jadi tidak serta merta semua bisa ambil JASKESRAP”

Ia juga menambahkan bahwa tunjangan tersebut tidak serta merta diberikan kepada seluruh rakyat papua, jelas ada aturan, mekanisme, dan kualifikasi yang penyalurannya ditangani langsung sebuah Dinas yang akan di bentuk khusus menangani masalah – masalah orang asli Papua yakni Dinas Kelahiran, Pernikahan, dan Kematian orang Asli Papua.

“ini adalah ide dan gagasan yang masih mentah, semuanya akan kita godok, dan teman – teman dari Australia siap membantu pembentukan dan sistem dari Dinas terkait dan mekanisme pemberian Jaminan sosial tersebut,” jelas Enembe meluruskan.
Terobosan lainnya yang ingin ia persembahkan dalam masa kepemimpinannya adalah membangun Rumah Sakit bertaraf internasional di beberapa kota besar di Papua, yakni Jayapura, Merauke, Biak, Nabire, dan Wamena.

Dimana menurutnya dengan adanya Rumah Sakit yang bertaraf internasional dan menjadi rujukan bagi daerah – daerah sekitarnya, masyarakat yang mengalami penyakit parah tidak harus di rujuk ke luar Papua seperti Makassar ataupun Jakarta.
“Rumah sakit bertaraf internasional bukan pada bangunannya yang megah, tapi standar pelayanannya yang bertaraf internasional, Rumah Sakit yang ada di Papua selama ini harus kita akui tidak sehat, dari lingkungannya, dari penataan apalagi pelayanannya, kita masuk rumah sakit bukannya sembuh, tapi malah kadang tambah sakit, paradigma Rumah Sakit yang sehat ini yang harus kita kembangkan,” ujar Enembe yang disambut tepuk tangan dan riuh rendah teriakan khas masyarakat Pegunungan. Sumber(Bintang Papua)